Sore itu di tengah hiruk pikuknya orang-orang yang tengah
menyiapkan dagangan ta’jilnya (maklum lagi bulan puasa), Bintang kecil ikut
kakaknya belanja di agro lestari (red: toko sayuran). Bukan bintang namanya
kalo dia gak penasaran, akhirnya rasa penasarannya dibayar dengan membeli
sekantong sekoteng (pacar cina) yang katanya dia mau masak dicampur gula dan
santan. Kakaknya hanya ngangguk-ngangguk aja bertanda memasrahkan.
Sampe di rumah, kira-kira jam 16.30 WIB (berarti satu setengah jam
menuju buka). Bintang kecil langsung membongkar hasil belanjaannya berharap
mendapatkan sekoteng yang ia beli. Di benaknya, ia membayangkan nikmatnya
sekoteng santan dingin berwarna merah muda (maklum itu warna favoritnya)
‘hmm..yummy...’, senandungnya dalam hati.
Tanpa berpikir panjang, ia mencuci sekoteng dan langsung
merebusnya. 10 menit, 20 menit, sampai 40 menit sekoteng pun tak kunjung
melunak... (Haha). Bintang kecil pun kebingungan, ia khawatir dan takut kalau
sekotengnya akan berakhir dengan kegagalan yang tragis. Segala cara ia coba,
mulai dari mencuci dan merebusnya kembali hingga merendamnya di air dingin.
Namun apa daya tangan tak sampai, hasilnya tetap saja seperti itu. Tidak
sempurna.
Bintang kecil tetap berpikir keras, mengulang kembali urutan
pengolahan sekoteng yang ia lakukan. Tahap 1, tahap 2...hingga tahap terakhir.
Akhirnya, ia sadar bahwa ia belum melakukan tahap 0, yaitu membaca instruksi
pengolahan yang tertulis di belakang bungkus sekoteng. Di belakang bungkus itu
tertera instruksi pembuatannya.
“
Cara membuat : Rendam sekoteng dalam air dingin selama 30 menit, dan seduh
sekoteng dengan air mendidih selama 5 menit”.
Nasi
telah menjadi bubur, ia tetap meneruskan merebus sekoteng yang tak kunjung
melunak itu hingga adzan maghrib pun berkumandang. ia tetap berusaha untuk
menghindari kegagalan yang hampir menghampirinya. Akhirnya, sekoteng merah muda
itu pun jadi dengan segala kenikmatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar