Selasa, 20 Agustus 2013

Masak Tak Kunjung Matang



Mungkin judul  ini terinspirasi dari salah satu tempat wisata di Madura, wisata alam yang terkenal akan apinya. Ya..”Api Tak Kunjung Padam”. Tapi tulisan ini tidak akan membahas tentang keunikan tempat wisata itu, tulisan ini akan bercerita tentang keluguan seorang bocah kecil yang belum tahu cara memasak. Anggap saja namanya Bintang...
Sore itu di tengah hiruk pikuknya orang-orang yang tengah menyiapkan dagangan ta’jilnya (maklum lagi bulan puasa), Bintang kecil ikut kakaknya belanja di agro lestari (red: toko sayuran). Bukan bintang namanya kalo dia gak penasaran, akhirnya rasa penasarannya dibayar dengan membeli sekantong sekoteng (pacar cina) yang katanya dia mau masak dicampur gula dan santan. Kakaknya hanya ngangguk-ngangguk aja bertanda memasrahkan.

Kamis, 15 Agustus 2013

Aku Tanpa Majikan

Jum’at, 25 Januari 2013
08:00 WIB
Jalan Prof. Dr. Satrio

Jalan-jalan kota ini memang tak pernah sepi dengan gulungan hitam bercorak yang elastis, mulai dari bagian motor, mobil, gerobak, dan sepeda. Tak jarang pula pembungkus telapak-telapak lima jari pendek berseliweran. Menunjukkan jalan gontai, santai, dan tegas. Jakarta memang kota yang padat, awalnya padat penduduk, merembet padat pemukiman, padat transportasi hingga padat gerombolan emisi abu kehitaman.
Seperti pagi kota ini yang biasa, begitu pula Aku merasakan pagi ini. Tak banyak yang berbeda pada pagi ini, Aku tetap bertelanjang kaki,

Minggu, 20 Januari 2013

Ukhuwah Bikin Betah



“Ukhuwah tak akan melebur walaupun di musim hujan, ukhuwah tak akan meleleh walaupun di musim panas, ukhuwah tak akan membeku walaupun di musim dingin, ukhuwah juga tak akan meranggas walaupun di musim gugur, tetapi ukhuwah akan tetap bermekaran walau tidak di musim semi”
“... bersua pasti ada berpisah...” lantunan senandung ukhuwah karya sigma itu keluar dari samsungku pada volume level 5, melemparkan pikiranku pada ingatan 2 tahun lalu. Ya, ingatan lugu seorang newbie yang sedang merajut ukhuwah. Indah, menyenangkan, sarat kepedulian.

Aku Mau Masuk Surga


Minggu, 22 Januari 2012
07:49 WIB
Perjalanan menuju Taman Wisata Ceria
 
Tak seperti biasanya, kijang maroon hasil pinjaman dari kakek  berjalan lancar menyusuri jalanan ibu kota, legang, namun tetap bernyawa. Dingin.. benar pagi itu terasa dingin dengan perkiraan suhu 28oC yang setara dengan 301 K. Berbeda dengan suhu dalam kijang maroon tanpa pendingin itu yang berpenumpang 10 orang sehingga pengeluaran CO2 pun meningkat menyebabkan hawa panas menjalar. Yap.. kali itu aku tak sendiri, tapi bersama ibu, ncing (sebutan akrab betawi untuk paman), beberapa sepupu, dan keponakan. Kami berencana untuk berenang di Taman Wisata Ceria (Sawangan), awalnya statement tersebut hanya celetukan Safira, sepupu kecilku yang baru duduk di kelas 2 MI – setara SD – namun, celetukan sepele tersebut berdampak besar hingga kami bisa pergi bersama untuk sekedar berenang. Ya... walaupun aku di sana hanya mengawasi sepupu dan keponakanku nantinya karena aku lebih tua dari pada mereka.